Sabtu, 09 Februari 2013
BIBIR MALAM ONLINE
KISAH TKW
Pengalaman Warnengsih di Yordania
Lansia Hidup Terjamin di Apartemen
INDRAMAYU, BIBIR MALAM ONLINE – Indonesia tampaknya perlu mempertegas perlindungan terhadap
para orang tua lanjut usia (Lansia). Artinya, setiap Lansia perlu adanya proteksi
dari pemerintah dalam memenuhi kehidupannya. Meski dianggap sudah tidak
produktif lagi, namun ada beberapa negara yang sudah melakukan perlindungan
terhadap para Lansia dari kalangan manapun. Apakah orang miskin maupun orang
kaya, semua dilindungi dan dijamin oleh pemerintah bersama lembaga resmi yang
ditunjuk untuk menjamin kehidupan para Lansia tersebut. Para Lansia di
tempatkan dalam sebuah apartemen dan membaginya dalam dua kawasan yang saling
berjauhan antara Lansia pria dan perempuan terpisah. Salah satunya para Lansia
yang hidup di negara Yordania.
Pengalaman demikian disampaikan Warnengsih atau yang
akrab disapa Nining (35), penduduk wilayah Kecamatan Arahan, Kabupaten
Indramayu< Provinsi Jawa Barat, dalam sebuah percakapan santai dengan Bibir Malam Online, di warung orangtuanya, Jumat (08/02/2013) sore.
Nining yang baru pulang Desember 2012 lalu, setelah sekitar empat tahun bekerja
sebagai perawat Lansia di kawasan Timur Tengah, Yordania. Pulang dari sana, ia membawa
sejumlah pengalaman selama bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di sana, dengan profesi sebagai perawat khusus wanita lanjut usia.
Salah satunya,
bagaimana ia merawat seorang wanita tua renta yang membutuhkan perawatan
intensif dalam menjalani kehidupan sehari-harinya di apartemen mewah. Lansia
itu, konon, sudah dijamin negara untuk diurusi dengan sebaik-baiknya. Nining tidak
memasak, cuma merawat saja. Pekerjaaan sehari-harinya memandikan, meyandangi, memberi
makan, dan meminumkan obat kepada Lansia tersebut. Jam mandi, makan, dan minum
obat Lansia itu pun sudah diatur secara tertib dan disiplin. Semua sudah
terjadwal.
“Jika saya
yang tidak disiplin, bisa berbahaya. Dipecat dan diusir, atau menerima hukuman
sesuai hukum yang berlaku di Yordania,” kata Nining sambil tersenyum manis.
Nining
mengaku, bekerja di Yordania bukan di rumah tangga seseorang, namun di sebuah
yayasan, sehingga gajinya dari pihak yayasan tersebut. Meski ia tidak
menjelaskan secara detail tentang yayasan dimaksud, namun ia punya pengalaman
menarik yang selama hidup di Indonesia belum pernah ditemuinya, terutama
yayasan yang khusus merawat Lansia dengan tempat yang mewah, dan segala
kehidupan Lansia maupun ia bekerja dalam sehari-harinya terjamin tanpa ada aksi
pelecehan seksual atau kejahatan lainnya.
“Selama
sekitar empat tahun saya bekerja di sana, jarang ada kaum Adam yang berseliweran
di apartemen perawatan para wanita Lansia itu. Karena semua wanita, termasuk Lansia
yang dirawat pun di apartemen itu semuanya perempuan. Sebulan sekali saya
pernah melihat lelaki, kemungkinan keluarga dari Lansia yang ada di apartemen
saya bekerja,” ujar wanita berkulit kuning, berambut hitam dan panjang itu.
Berbekal pengalaman
dari Yordania, Nining terinspirasi sambil berandai-andai di kampung halamannya
di Kabupaten Indramayu, Indonesia. Karena ia menyadari suatu saat akan tua renta
dan tak mampu bekerja. Jika anak-anaknya jauh dan sibuk dengan urusan
keluarganya, ia tidak tahu lagi siapa yang bakal mengurusinya. Sedangkan di
daearahnya, belum ada lembaga khusus Lansia, setidak-tidaknya mendekati apa
yang pernah ia temui di negeri orang.
“Mungkin di
Indonesia juga ada, tapi saya tidak mengetahuinya. Apakah ada atau tidak model perawatan orang
tua renta seperti Yordania, saya tidak tahu," tuturnya.
Nining berharap, agar Pemerintah Kabupaten Indramayu di masa depan
perlu membangun apartemen yang isinya para Lansia yang perlu dipelihara oleh
negara. “Soal model perawatannya, mungkin bisa meniru dari negara lain, atau
disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Karena kita-kita ini kelak akan tua
renta, dan tak bisa beraktivitas seperti ketika muda,” ungkapnya.
Nining
mengaku, ia terpaksa mengadu nasib ke negeri orang bernama Yordania, karena
ingin ada perbaikan kehidupan ekonomi keluarganya. Berbekal pendidikan yang
tidak terlalu tinggi, janda beranak dua itu pun akhirnya memutuskan untuk terbang
ke Timur Tengah. Melalui jasa salah satu perusahaan pengerah tenaga kerja wanita yang menawarkan kepadanya untuk negara Yordania. Keputusan itu ia ambil pada 2008, dan baru pulang ke Indonesia
lalu berkumpul bersama kedua orangtuanya di kampung halaman sejak Desember 2012
lalu. Meski ia tidak bersedia menjelaskan tentang penghasilannya selama empat tahun bekerja di sana. (Satim)*** Foto-foto : Satim/Bibir Malam Online