Kamis, 21 Oktober 2010

ALESSANDRA KHADIJAH USMAN : Pengembangan Diri

ALESSANDRA KHADIJAH USMAN

Pengembangan Diri

ALESSANDRA KHADIJAH USMAN. (KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI)***

Runner-up 2 Puteri Indonesia, Alessandra Khadijah Usman (21), Selasa (12/10), syukuran atas kemenangannya, di Sekolah Duta Bangsa, bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Dia patut bersyukur karena sempat mengambil pelatihan singkat pengembangan diri di tempat itu, seminggu sebelum final Pemilihan Puteri Indonesia.

”Saya belajar tentang tata krama, bagaimana berjalan di atas cat walk, belajar table manner,” kata Alessandra yang juga belajar cara berkomunikasi dan menghadapi pertanyaan juri.

”Pelatihan selama delapan jam itu bermanfaat sekali, tak hanya untuk final PPI, tapi buat kepentingan saya ke depan,” ucap Sandra, panggilannya.

Sebagai runner-up 2, Sandra otomatis juga menjadi Puteri Pariwisata. Gadis yang mewakili Provinsi Gorontalo ini merasa tertantang dengan tugas baru yang diembannya itu.

”Hobi saya memang traveling, saya senang bertugas sebagai Puteri Pariwisata. Dulu, seusai kursus singkat bahasa Inggris di California, AS, selama tiga bulan, saya sempat jalan-jalan di sekitar California sampai ke New York, New Jersey. Sekarang saatnya saya mempromosikan Indonesia,” kata Sandra yang baru lulus dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, Februari 2010. (LOK) ***

Source : Kompas, Kamis, 14 Oktober 2010 | 03:01 WIB

REISA KARTIKASARI : Masih Semrawut

REISA KARTIKASARI

Masih Semrawut

REISA KARTIKASARI. (KOMPAS/ IDHA SARASWATI WAHYU SEJATI)***

Memulai langkahnya sebagai Puteri Indonesia Lingkungan Hidup 2010, Reisa Kartikasari (24) kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta.

Sebagai warga Yogyakarta, Reisa yang telah bergelar dokter ini mengaku bangga bisa menjadi wakil kota pelajar itu di ajang pemilihan Puteri Indonesia.

”Saya bangga sekali bisa mengenalkan Yogyakarta. Saat ngobrol dengan Ximena (Miss Universe 2010 asal Meksiko), dia bilang bahwa di negaranya, Yogyakarta memang dikenal sebagai daerah tujuan wisata,” ujarnya, Selasa (12/10).

Reisa yang tinggal di Yogyakarta dan kerap warawiri antara Kotagede dan Gondokusuman ini mengatakan, Yogyakarta dikenal karena kekayaan budayanya. Kekayaan budaya ini bisa menjadi modal untuk menjadikan Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata dunia.

Meski begitu, ia melihat banyak hal yang harus dibenahi. ”Kalau sekarang sepertinya masih semrawut. Banyak tempat yang harus dibersihkan dan dirapikan,” ujar putri yang sedang menempuh pendidikan master pada salah satu perguruan tinggi negeri ini.

Ayo dong, Reisa kan Puteri Indonesia Lingkungan Hidup, jadi bisa memelopori dan mengajak warga Kota Gudeg itu untuk membersihkan dan merapikan kotanya. (ARA/LOK)***

Source : Kompas, Senin, 18 Oktober 2010 | 05:13 WIB

Jumat, 08 Oktober 2010

Seni dan Budaya Lokal Harus Tetap Lestari

Nur Hasanah. (Foto-foto : Satim)***

HARI JADI INDRAMAYU KE-483

Seni dan Budaya Lokal Harus Tetap Lestari

INDRAMAYU – Kamis (7/10) malam, suasana lapangan GOR Singalodra, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, ramai dipadati ribuan massa yang menyemut dan ingin menyaksikan acara Pembukaan Pameran Pembangunan Kabupaten Indramayu. Kebetulan malam itu, merupakan awal dumulainya Pameran Pembangunan dalam rangka memperingati Hari Jadi Indramayu ke-483.

Meski acara seperti itu sudah rutin diselenggarakan setiap memperingati lahirnya Kota Mangga itu, namun yang agak unik, justru acara tersebut merupakan arena terakhir bagi Bupati Yance (panggilan akrab H. Irianto MS Syafiuddin) yang masa jabatannya akan berakhir pada Desember 2010. Malam itu Bupati Yance secara resmi membuka acara dimulainya Pameran Pembangunan Kabupaten Indramayu. Yance menabuh kentongan beberapa kali, dan disambut dengan tepukan tangan hadirin, sirine dan bola kembang api.

Yang terkesan bagi Nur Hasanah (31), warga yang tak jauh dari lokasi pameran itu, kata-kata Yance yang berpesan agar seni dan budaya asli Indramayu harus tetap dilestarikan dan dikembangkan, demi nilai-nilai lokal yang luhur dan arif dalam peradaban dunia global seperti sekarang ini.

“Ajakan untuk tetap melestarikan seni dan budaya lokal Indramayu itulah yang harus dipertahankan oleh seluruh komponen warga Indramayu,” kata Nur Hasanah, Kamis (7/10) malam di lokasi Pameran Pembangunan Hari Jadi Indramayu ke-483.

Nur Hasanah, ternyata berjiwa seni dan paling menggemari kesenian daerah Indramayu, termasuk lagu-lagu berirama dangdut yang berlogat bahasa Jawa Indramayu. Sejumlah keping VCD lagu-lagu daerah Indramayu ia koleksi dan diputar setiap hari di warung sederhananya.

“Saya benar-benar pecinta seni daerah Indramayu sejak dulu. Ha...ha...!!!,” ungkapnya. (Satim)***

" © 2008 Por *Templates para Você*